Oleh Prof. Lasiyo
Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan sendiri-sendiri yang berbeda dengan kebudayaan bangsa atau suku bangsa yang lainnya. Demikian pula suku bangsa Jawa. Ia memiliki kebudayaan khas dimana dalam sistem atau metode budayanya digunakan simbol atau lambang-lambang sebagai media untuk menyampaikan pesan atau nasihat-nasihat. Pernyataan simbolis merupakan bagian integral dalam system budaya Jawa (Kuntowijoyo, 2006:47). Suharto (1996) juga menyatakan bahwa kebudayaan Jawa, sebagai bagian dari kebudayaan Nusantara, mempunyai sejarah yang panjang dan khasanah yang kaya, meliputi baik kebudayaan lahir maupun kebudayaan batin. Apa yang dikenal sebagai ajaran-ajaran dapatlah dipandang sebagai bagian dari kebudayaan batin, meliputi berbagai petunjuk mengenai hidup, kehidupan dan penghiduopan, yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya, manusia dengan seluruh sejarah dan lingkungannya, serta manusia dengan dirinya sendiri. Ajaran-ajaran tersebut diangkat dari pengamatan atau pengalaman-pengalaman, yang disampaikan secara turun temurun melalui tradisi lisan, dan ketika tradisi tulis telah menjadi bagian dari kebudayaan Jawa, maka ajaran-ajaran kebudayaan batin itu berjalan melalui kurun waktu yang panjang dan terus menerus, turun temurun, hingga saat ini melalui kedua tradisi baik lisan maupun tulisan yang didukung oleh masyarakat dan keluarga-keluarga Jawa yang menghayati ajaran kebudayaannya. Salah satu bentuk kebudayaan Jawa adalah wayang, sekaligus dapat digunakan sebagai media penguatan nilai-nilai yang dianut dan diyakini kebenaran dan telah dirumuskan sebagai filsafat bangsa Indonesia yaitu Pancasila.